Senin, 07 Mei 2012

My story


Volca Pigeon

Terinspirasi dari sebuah obrolan kecil denganmu,namun penuh warna dan rasa.Hanya ingin mengatakan,Thank's,you inspired me.....
Merpati itu indah,melambangkan kesetiaan dan juga.... membawaku untuk berbagi dengan kalian.

                Kehidupan ini tak mungkin seperti lurusnya jalan, tak jarang bahkan sering kita kan temui banyak rintangan.Namun apakah guna sebuah rintangan tanpa seorang penantang? Ikutlah bersamaku, mengarungi lautan perjuangan dan mendaqki bukit barisan, hingga akhirnya mencapai puncak kemenangan.
And all started from here...

                Sudah ketiga kalinya aku bertengger di pohon ini,entah mengapa pohon dan bukit ini begitu bersahabat denganku, namun... aku tak tau.

                "Volca? masih merenungi hidupmu?",tanya gray."Ya, entahlah... masih hendak kau berada disini? bukankah kau tau aku berbeda?",ku coba tuk meyakinkan hati.
                "Hai,sudah lama kita bersama...apa yang perlu kufikirkan lagi tentangmu,dan adakah sesuatu yang harus kudengar dari ocehan mereka?",
                "Terima kasih Gray,menurut ku tidak.."
                "Yah,begitulah... jadi tetaplah kokoh layaknya karang di lautan... kawan!"
Tenang jiwa ini saat bersamanya,ia sahabat yang menghilangkan dahaga jiwa akan sebuah cinta.Beruntungnya diriku memiliki sahabat sepertimu Gray...Gray, tetaplah disini.....
                "Masih berada disini kau Volca? kau bukan bagian dari kami... 'Pigeon is a beautiful bird' ingat itu volca, and...."
belum selesai Hity berkata,Gray memotong.
                "And what's wrong Hait? dia juga merpati.. bagian dari kita,he's a part of our! dia memang memiliki kekurangan, tapi ia memiliki ketulusan!",Gray tak kuasa menahan amarahnya.
                "Entahlah,tapi mereka berkata seperti itu.Kuharus pergi,Volca! ingat kau bukan bagian dari kami!", nampaknya Hity belum puas.
                "Volca? baikkah dirimu?",
                "Ya, tenang saja Gray.. mungkin waktunya tlah tiba...."
                "Waktu apa Volca?"
                "Mungkin aku memang harus pergi...."
Belum selesai ku bicara, Gray kembali memotong.
                "Bagaimana dengan kedua orang tuamu? tak ingin kau menunggu keduanya kembali?"
                "Mereka sudah pergi Gray! Masih berhati kau ingatkan aku tentang keduanya?"
                "Mereka akan kembali! Monster-monster itu yang membawa kedua orang tua mu! kau harus mencari keduanya,Harus!"
Gray mengingatkan aku akan sesuatu.Kau benar Gray..Manusia,memang monster yang nyata...teganya mereka membawa kedua orangtua ku hanya untuk hal yang tak berguna dan aku memang harus mencarinya...

                "Kau benar Gray, aku harus mencari kedua orang tuaku mereka akan bersamaku kembali.. bersediakah kau temaniku?"
                "Jelas, aku temanmu... jadi...."
                "Kita mulai sekarang Gray"
Perjalanan ku dan Gray pun dimulai, kami berniat mencari kedua orang tuaku.Lama memang ku harus mencari keduanya, tapi sebenarnya sesuatu melayang difikaranku'Gray... denganmu kini kurasa cukup,orang tua ku telah mempunyai jalanya dan Tuhan mungkin mengirimkanmu untuk menggantikan mereka.

                Kini aku dan Gray berada di dekat sebuah hutan dekat perkampungan manusia,aku dan Gray sedikit berwaspada dan karena lelah kami rasakan aku pun mengajak Gray untuk beristirahat disebuah pohon.

                "Gray aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu"
                "Ya,katakan lah Volca.."
                "Sebenarnya aku tak ingin melanjutkan perjalanan ini,manusia terlalu berbahaya Gray!"
                "Tapi bagaimana dengan...."
Kali ini aku yang memotong perkataanya
                "Entahlah Gray, tapi.. menurutku sudah cukup dirimu sebagai sahabatku, dan ku sudah bahagia... orang tua ku telah mempunyai jalan sendiri.Kau menerimaku apa adanya,kau juga yang temani ku dalam perjalanan ini..."
                "Ayolah,kau ini merpati jantan,seekor pejantan tangguh tak akan berhenti di tengah pertarungan,aku kan slalu menemanimu....mau kau lanjutkan perjalanan ini?"
Kata-kata Gray kembali membakar semangatku...Kau benar Gray..dan kau memang sahabat terbaikku sulit rasanya bila kau pergi...Gray you're my bestfriend

                Setelah cukup beristirahat,akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan aku berada di depan.Yang perlu kalian ketahui,aku memang merpati yang berbeda dari yang lain namun gerakanku adalah yang paling cepat dan paling gesit,maka dari itulah sulit bagi manusia untuk menangkapku.Gray masih berada di belakangku saat kami melintasi bagian tengah hutan.

                "DOOR" sebuah suara senapan angin mengagetkanku... namun sepertinya tembakan tadi bukan untukku.Aku pun semakin waspada dan semakin mempercepat kepakan sayapku.Setelah lumayan jauh ku terbang, kumerasa aku sudah aman.Aku berbalik kebelakang saat kulihat Gray tak nampak mengikutiku,Kemana Gray? batinku mendesah.Aku pun cepat segera berbalik mencarinya,ia mencari tempat lain yang lebih aman , fikirku sembari mempercepat gerakanku.
"Gray? Dimanakah dirimu?”

                Menurun aku pun coba tuk mencari di hutan, mungkin ia sedang beristirahat disana….Tapi tuhan? Mengapa harus sekarang?Apa salahku? Sehingga kau lakukan semua ini padaku.Tak kusangka harus secepat ini semuanya berakhir…. Tuhan… terima kasih  untuk semua yang kau beri, Gray kau memang sahabatku… dan kau sudah terlalu lelah mengikuti perjalanan ini perjalanan hidupku.Dan kini waktunya kau harus beristirahat, dan memang benar… Kau sedang beristirahat disana…disana…di tempat yang lebih indah.Dan bila waktunya tiba kita akan lanjutkan perjalanan ini aku dan kamu…aku dan cintamu..yang takkan pernah mati dan takkan pernah lenyap layaknya jasadmu yang hancur dimakan hara.

Selamat jalan kawan…

Perjuangan dan semangat mu akan selalu ku kenang…
Dan akan kulanjutkan perjalanan ini…
Untukmu…
Yang terbaik,
Tetaplah bersinar diatas sana dengan sayap merpatimu…
Dan hatimu yang lebih terang dari bintang…

Teman sejati adalah yang menerima kita dari kekurangan dan meyakini kita akan kelebihan yang kita punya.
Yang selalu bersama hatinya,karena raga tak abadi…
Untuk teman terbaik,
Sepenggal cerita ini kepersembahkan untuk kalian…

Thank’s for all…
And for star…



Sesuatu yang mungkin menyebalkan bagi manusia adalah menunggu.Hari ini aku merasakanya,menunggu sesuatu yang tak jelas asal-usulnya dan tak jelas apakah ia ada atau tak ada.

Layaknya kau 'Indonesiaku', banyak yang menunggu akan sebuah kejelasan tentang arti Negeri Ini.350 tahun kita telah dibuat menunggu, tiba waktu lagi 3,5 tahun kita dibuat menunggu dan hasilnya ialah Proklamasi kemerdekaan.32 tahun terkekang orde baru,kita dibuat menunggu lagi untuk mendapatkan kebebasan.

Sampai kapankah kita dibuat menunggu,jika sampai saat ini setiap tahun berganti kita pun harus dibuat menunggu lagi akan kepastian kapan negeri yang kaya namun bermental miskin ini akan benar-benar maju.Para pemain dan pemutar roda pemerintahan banyak berkata bahwa dalam rentan waktu sekian ia akan bisa menyelesaikan masalah di Indonesia namun ketika ia gagal,ia berdalih.Berlanjut pada suksesornya ia mengatakan hal yang sama lagi untuk melupakanya kembali.Indonesia pun menunggu kembali.

Sampai kapankah ini berjalan? tak ada perubahan yang instant, namun apakah setengah abad setelah kemerdekaan adalah waktu yang cepat? nyatanya tidak.

Kini pilihan ada di tanganmu pemuda, para orang tua itu sudahlah habis masanya.Janganlah terlalu rakus memakan harta dan zaman pak tua! beristirahatlah dan beri kami bimbingan,biar kami yang nahkodai pelayaran.

Semangat! untukmu.... INDONESIAKU

Minggu, 06 Mei 2012

Indonesiaku..oh..Indonesiaku..


Jika aku bertanya, "Apa yang salah dari Indonesia?" apa jawaban kalian?
Aku seorang remaja,akupun sama.Remaja adalah tunas bangsa,bukan begitu? Ketika sang Induk mati,maka sang Tunas siap mengganti.
Kini banyak tunas segar siap mengganti para pohon tua, namun tak disangka tunas mati lebih merajarela.Tak tau apa harus berkata.
Tunas mati karena pestisida hiburan semata, tunas mati karena pupuk non-organik kebohongan, dan tunas mati karena induk beracun penyebar kematian.
Maka menurutku,hanya 3 hal itulah yang salah dari Indonesia.